1. CIDR
Menurut Wikipedia CIDR atau Classless Inter Domain Routing adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat - alamat IP yang berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E dan sering disebut dengan supernetting.
Fungsinya adalah untuk memperlambat pertumbuhan tabel raouting pada router di internet, dan untuk membantu memperlambat cepat lelahnya alamat IPv4. CIDR mengalokasikan ruang alamat untuk penyedia layanan internet dan pengguna akhir pada setiap alat bit batas, bukan pada 8 bit segmen. Sedangkan pada IPv6 identifier antarmuka memiliki ukuran 64 bit dengan konvensi dan subnet yang lebih kecil dan tidak pernah dialokasikan kepada pengguna terakhir.
CIDR pada prinsipnya merupakan standart bitwise, yang didasarkan prefix untuk interpretasi alamat IP. CIDR juga memfasilitasi raouting dengan memungkinkan blok alamat untuk dikelompokkan ke dalam entri tabel routing tunggal yang biasa disebut dengan blok CIDR.
>> IPv4 CIDR block
2. VLSM
VLSM atau Variable Leght Subnet Mask adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana subneting klasik, subneting zeroes, dan subnet ones tidak bisa digunakan. Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen - segmen jaringan tersebut memiliki alamat - alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran yang bervariasi yang diturunkan dari netmowrk identifier yang sama. teknik subnetting ini disebut dengan Variable Length Subnetting. Subjaringan yang dibuat dengan menggunakan teknik ini disebut dengan Variable Length Subnet Mask.
Dengan menggunakan Variable Length Subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif maksudnya network identifier yang sebelumnya telah disubnetkan lalu disubnetkan kembali. Bit - bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting dilakukan dengan mengambil sisa dari bit - bit host dan teknik ini pun membutuhkan raouting yang baru (routing yang mendukung : RIPv2, OSPF, BGPv4).
Perhitungan IP Address dengan menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet, sebaiknya pengelolaan network memenuhi syarat:
- Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya.
- Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
0 komentar:
Posting Komentar